Belajar Speak Up

Girls Speak Up

13, August 2020

Kamu pernah speak up di media sosial? Pernah mengungkapkan pendapat kamu terhadap suatu topik di depan orang banyak? Kalau belum, ini saatnya kamu mempertimbangkan kembali apakah akan tetap diam atau bicara. Menurut kamu, mungkin kita tidak perlu bicara karena sudah ada orang lain yang mengatakan isi kepala kita. Tapi kalau kamu tidak ikut bicara, apa kamu yakin itu adalah keputusan terbiak yang kamu punya?

Saat RUU PKS dikeluarkan dari Prolegnas Prioritas 2020, ada banyak yang menyatakan kekecewaannya. Para figur publik melakukan speak up terutama melalui media sosial mereka. Ini penting karena negara harus tahu betapa kecewanya kita terutama kaum perempuan ketika alat yang dapat digunakan untuk melindungi tak kunjung disahkan. Aturan hukum yang tertuang dalam KUHP belum mampu membantu para penyintas mendapatkan keadilan dari kekerasan seksual.

Contohnya dari kasus Gilang yang dikenal dengan fetish kain jarik. Polisi tidak menjeratnya dengan pasal mengenai pelecehan seksual karena tidak ada aturan hukum yang mengatur kasus seperti Gilang. Ia dijerat dengan UU ITE. Padahal, bila RUU PKS sudah disahkan, orang seperti Gilang jelas-jelas melakukan pelecehan seksual. Jadi ia bisa dikenai beberapa pasal sekaligus. Walaupun sudah bagus pelaku ditangkap, tentu penyintas ingin mendapat keadilan yang sebenar-benarnya. Tapi hukum negara kita belum mengakuinya sebagai kasus pelecehan.

Contoh lain dari betapa kita harus melakukan speak up adalah kasus perkosaan di Bintaro sektor 9. Rafi Idzamallah memang telah ditangkap polisi. Tapi pada berita justru tertulis alasan Raffi memerkosa yang jelas-jelas menyalahkan penyintas. Bila seandainya sejak awal penyintas tidak speak up melalui media sosialnya dan menjadi viral, orang-orang akan menyalahkannya. Justru bagus penyintas telah speak up sebelum Rafi ditangkap sehingga publik mengetahui kejadian yang sebenarnya.

Ketika melakukan speak up, maka kita berada selangkah lebih maju dalam meraih keadilan. Dengan melakukan speak up kita dapat:

  • Membela diri;
  • Mengungkapkan pikiran karena kebebasan kita berpendapat merupakan bagian dari hak asasi;
  • Memperjuangkan keadilan saat ada suatu hal yang merugikan diri kita maupun orang lain;
  • Belajar untuk berpendapat dan berargumentasi;
  • Meningkatkan kepercayaan diri; dan
  • Menunjukkan keberanian kita.

Speak up tidak hanya soal membela diri dari kekerasan seksual. Kita juga bisa speak up mengenai isu-isu lain misalnya pembelajaran jarak jauh, kondisi politik, pandemik,  dan lain-lain. Ketika melakukan speak up kita telah melatih diri untuk berpikir kritis. Kita tidak hanya menunggu orang lain menyuarakan pendapat. Kita sendiri yang mulai melakukannya. Dengan demikian kita tidak harus bergantung pada orang lain. Bila suatu saat ada isu yang tidak disuarakan siapa pun, maka kita dapat melakukannya.

Saat kita melakukan speak up, hal itu tidak hanya berguna bagi diri kita sendiri tapi juga orang lain. Ketika kita bersuara maka kita akan menginspirasi orang lain melakukan hal yang sama. Kita menunjukkan pada mereka bahwa orang biasa pun bisa speak up, tidak harus menyandang gelar figur publik atau harus terkenal dulu. Kita akan mendorong iklim yang kritis di mana orang-orang di sekitar kita menyadari pentingnya untuk bicara.

Speak up juga akan berguna bagi orang-orang di lingkaran terdekat kita misalnya keluarga dan teman-teman. Kalau kita speak up maka kita membantu mereka lebih memahami suatu informasi. Tidak semua orang memiliki kemampuan berpikir yang sama. Bila kita speak up maka kita membantu mereka menyadari apa yang ada di berita atau jadi pembicaraan orang banyak.

Mulailah dengan membicarakan hal-hal yang ada di sekitar kita. Kita bisa mulai speak up di media sosial atau blog pribadi. Kita juga bisa speak up dengan bicara langsung pada orang-orang terdekat. Mari bicara dan ungkapkan apa yang mengganjal di pikiran kita. Terutama mengenai kekerasan seksual dan kesetaraan bagi kaum perempuan. Dengan demikian kita akan membangkitkan kesadaran orang-orang mengenai hal tersebut.

Share to

Contact Us

  • 08119450033
  • [email protected]
    • Gedung Menara Duta, Lantai 2.
    • Jl. HR. Rasuna Said, Kav b9, Kuningan, Jakarta Selatan 12910 Indonesia

Girls Leadership Academy © 2020