Belajar Melawan Tukang Bully Ala Nabela Noor

Girls Power, Girls Speak Up

3, August 2020

Bagaimana kalau kamu pendatang, dari kalangan minoritas, dan tidak mengikuti standar kecantikan masyarakat? Semua ini adalah gambaran dari Nabela Noor. Ini membuatnya jadi target bully sejak masih sekolah. Keluarga Nabela berasal dari Bangladesh. Ia bertubuh gemuk, pendek, dan berkulit gelap sehingga tidak seperti penampilan teman-teman sekolahnya. Agama yang ia anut juga berbeda.

Orang-orang terus mengkritisi tubuh Nabela. Bahkan setelah Nabela memiliki media sosial pun bully tetap mengisi kolom komentarnya. Mereka bilang Nabela harusnya menguruskan berat badan atau mati saja. ia juga diberi julukan negatif seperti jelek dan monster. Tapi Nabela tidak patah semangat. Ia tidak mau komentar negatif orang lain menjatuhkan dirinya.

Nabela mengatakan kalau orang lain mengatakan ia tidak cantik, tidak apa-apa. Kata-kata orang lain tidak mendefinisikan dirinya. Ia lebih tahu dirinya sendiri dibanding orang lain. Selama bekerja keras dan bersikap baik pada orang lain maka seharusnya sudah cukup. Kita tidak perlu mencari pengakuan dari orang lain untuk dianggap cantik dan diterima publik.

Nabela memutuskan untuk terjun ke dunia beauty vlogger. Ia tidak sesuai dengan standar kecantikan masyarakat di mana beauty vlogger umumnya langsing, berkulit terang, dan tinggi. Namun Nabela percaya diri dan tidak mau berhenti meski terus mendapat komentar buruk dari orang lain. Kini ia memiliki lebih dari 900 ribu subscriber. Ia terus berkarya dan membuat orang-orang kagum dengan keahliannya.

Salah satu kontennya yang viral adalah ketika Nabela menuliskan semua caci maki dari pengguna internet di wajahnya. Ia lalu menghapus kata-kata itu dan menutupnya dengan makeup yang bagus. Nabela ingin menunjukkan bahwa kata-kata itu tidak akan memengaruhinya. Ia kuat dan berani melawan para tukang bully.

Nabela fokus untuk menciptakan sukses versi dirinya sendiri. Selain menjadi beauty vlogger, ia juga membuat perusahaan pakaian khusus untuk perempuan bertubuh besar seperti dirinya. Ia juga berusaha memperkenalkan budaya Bangladesh kepada dunia. Bangladesh bukan negara kaya sehingga tidak banyak orang mengetahui seluk beluk negara tersebut. Ia berusaha menjadi duta bagi negaranya sendiri.

Misalnya, Nabela sering berfoto menggunakan pakaian adat. Ia juga mengedukasi publik melalui konten media sosialnya. Nabela ikut mengampanyekan pentingnya pendidikan dengan memberikan program beasiswa bagi anak-anak perempuan di Bangladesh. Tak lupa juga ia berkampanye anti cultural appropriation dengan menegur perusahaan-perusahaan yang mengambil profit dari kelompok marjinal.

Nabela menunjukkan pada kita bahwa cara terbaik melawan tukang bully adalah menunjukkan nilai diri kita sesungguhnya. Kita harus terus maju dan berusaha melakukan yang terbaik versi kita. Berbeda seperti standar orang itu tidak apa-apa.

Share to

Girls Leadership Academy © 2020