Belajar Menjadi Pemimpin Dari Jacinda Ardern

Girls Power, Girls Speak Up

23, July 2020

Jacinda Kate Laurell Ardern adalah perdana menteri Selandia Baru. Negara yang terletak di Samudera Pasifik ini dikenal memiliki pemandangan yang indah dan merupakan asal satwa endemik burung kiwi.

Selandia Baru juga dikenal sebagai salah satu negara yang ramah perempuan karena menjunjung kesetaraan gender. Negara ini tercatat sebagai negara pertama di dunia yang memberikan hak pada perempuan untuk mengikuti pemilu.

Jacinda merupakan perdana menteri perempuan ketiga sepanjang sejarah Selandia Baru. Pada tahun 2017 ketika ia dilantik menjadi perdana menteri, ia menjadi kepala negara termuda saat itu. Karir politiknya dimulai sejak ia masih menjadi mahasiswa baru di Universitas Waikato tahun 1999.

Ia menjadi anggota dari Partai Buruh di usia 17 tahun. Jacinda juga menjadi anggota parlemen termuda. Semua ini diraih bukan karena ia memiliki privilese. Ia berasal dari keluarga sederhana dengan ayah seorang polisi dan ibu seorang pegawai catering.

Popularitas Jacinda tidak hanya karena kesuksesannya merepresentasikan perempuan dalam politik. Jacinda juga dikenal banyak mengambil kebijakan yang berpihak pada rakyat.

Ia adalah bukti bahwa perempuan mampu menjadi pemimpin. Dua kebijakannya yang paling terkenal adalah penanganan terorisme di masjid Kota Christchurch dan pandemic Covid-19. Apa saja yang bisa kita pelajari dari kepemimpinan Jacinda?

Belajar berkomunikasi dengan baik

Jacinda menyadari bahwa salah satu hal paling penting dalam menjadi pemimpin adalah menguasai kemampuan komunikasi publik. Memimpin tidak hanya soal kebijakan tapi juga bagaimana seorang pemimpin mendengarkan dan menyampaikan informasi dengan baik.

Jacinda dikenal bicara dengan tegas, efektif, penuh empati, percaya diri, dan tidak berbelit-belit. Ucapannya mudah dicerna.

Tidak membuat jarak dengan rakyat

Jacinda rajin menyampaikan perkembangan politik negara melalui Facebook secara live. Selain itu ia juga sering mengundang para ahli dan mewawancarai mereka mengenai topik-topik yang panas misalnya mengenai pandemi global. Ia tampil sederhana dan santai sehingga terlihat membumi.

Mendengarkan anak-anak

Jacinda lahir ketika perekonomian Selandia Baru dalam posisi tidak baik. Kelaparan dan kemiskinan meningkat. Anak-anak pun merasakan dampaknya. Karena itu Jacinda banyak mendengarkan anak-anak mengenai kebijakan apa yang harus diambil.

Misalnya menyedikan makan siang di sekolah untuk membantu anak-anak dari kalangan tidak mampu agar gizinya terpenuhi.

Anak-anak juga lebih senang bila dapat menghabiskan waktu lebih banyak dengan orangtuanya. Jacinda membuat kebijakan cuti bersalin yang awalnya 18 minggu menjadi 26 minggu dan dibayar.

Bila digabung maka cuti ayah dan ibu total menjadi 52 minggu. Tahun 2021 nanti, seluruh produk sanitari baik pembalut maupun tampon akan disediakan gratis di sekolah untuk seluruh murid perempuan Selandia Baru.

Menjalin hubungan baik dengan masyarakat adat

Di berbagai belahan dunia, seringkali masyarakat adat tidak dalam posisi diuntungkan dan tertindas. Kebijakan-kebijakan yang diambil tidak berdasarkan kebutuhan mereka. Jacinda mengatakan bahwa kebijakan yang diambil harus ditanyakan langsung ada masyarakat adat. Ia menjalin hubungan baik dengan para kepala adat. 

Namun harus diakui lingkungan juga ikut mendukung keberhasilan Jacinda menjadi seorang pemimpin. Tak hanya karena Selandia Baru merupakan negara yang ramah perempuan tapi juga pandangan masyarakat yang umumnya mendukung kesetaraan.

Pada tahun 2006, Selandia Baru merupakan negara nomor tujuh di dunia dalam ranking kesenjangan gender global. Peringkat ini naik di tahun 2020 menjadi peringkat ke-6. Indonesia sendiri ada di peringkat ke-85.

Jumlah perempuan yang terjun ke dunia kerja tidak berbeda jauh dengan laki-laki. Jumlah perempuan yang terjun ke dunia politik juga banyak dan bukan sekadar produk dinasti politik.

Akses pendidikan dan kesehatan lebih terjangkau sehingga kehidupan perempuan dapat lebih sejahtera. Peran orangtua Jacinda pun besar dalam karir politiknya. Ibu Jacinda telah membantunya mencari pekerjaan sejak ia berusia 14 tahun.

Jacinda telah terbiasa hidup mandiri sejak anak-anak dan belajar mengambil keputusan.

Share to

Contact Us

  • 08119450033
  • [email protected]
    • Gedung Menara Duta, Lantai 2.
    • Jl. HR. Rasuna Said, Kav b9, Kuningan, Jakarta Selatan 12910 Indonesia

Girls Leadership Academy © 2020