Insecure Standar Kecantikan? No!

Youth Articles

6, August 2021

Ketika membahas kecantikan, siapa sih perempuan yang tidak ingin cantik? Perempuan manapun selalu ingin tampil cantik dimanapun dan kapanpun, apalagi dalam era modern ini membuat perempuan berlomba untuk unjuk diri di media sosial.

Kebanyakan orang memandang bahwa kecantikan yang sempurna dan layak di sebut cantik ketika termasuk dalam standar kecantikan. Ya! Standar yang membuat orang berlomba-lomba dalam melakukan berbagai hal untuk bisa mencapainya. Bahkan setiap negara memiliki standar kecantikannya masing-masing.

Contohnya seperti Jepang, dengan standar kecantikan gigi gingsul yang disebut Yaeba akan membuat perempuan terlihat manis dan senyumannya seperti anak-anak. Korea Selatan yang semakin melonjak sekarang ini, memperlihatkan tubuh langsing, putih, tinggi, dan memiliki wajah V. Hingga di Ethiopia, yakni Suku Karo yang menggores tubuhnya dengan benda tajam seperti pisau ataupun kaca agar disebut cantik dan setelah itu, mereka mengoleskan kombinasi sari tumbuhan dan bahan berwarna gelap seperti arang ke atas luka pahatan.. Mengikuti standar kecantikan bukan hal yang mudah dan bahkan menyakitkan.

John Dewey dalam Carnegie (1995) mengatakan bahwa desakan yang paling dalam pada sifat dasar manusia adalah “hasrat untuk menjadi penting.” Kebanyakan orang merasa bahwa mereka akan menjadi penting dan diperhatikan oleh orang lain ketika mereka mampu memikat dengan kata lain, daya tarik.

Namun, tidak semua orang percaya bahwa mereka memiliki daya tarik yang sesuai. Mereka berpendapat bahwa jika mereka tidak termasuk dalam standar kecantikan, maka mereka bukanlah orang yang pantas disebut cantik. Terkadang rasa insecure mereka muncul bukan hanya dari dalam diri, melainkan pandangan eksternal yang diberikan.

Contohnya, sering kita temukan ketika berkumpul dengan teman-teman, yang saling berkomentar terhadap tubuh kita. “Eh, Lo gemukan ya na?”, “Sering-sering rawat muka dong Cin, biar gak jerawatan”, atau yang lebih menyakitkan “Ya ampun, kurus amat tuh badan. Kurang gizi ya?”. Bahkan selain teman, terkadang orang terdekat kita bisa melakukan hal tersebut. Ketika mendapat komentar seperti itu, bagaimana mungkin kita tidak merasa sakit hati dan bahkan membuat rasa tidak percaya diri bertambah. Lalu, apakah kita harus menerimanya saja? No!

Melakukan penerimaan bahwa kamu memiliki kekurangan dan tidak memenuhi standar kecantikan hanya membuat diri menjadi pribadi yang tertutup. Kalian tidak akan mampu membuka pada dunia bahwa kalian adalah orang yang luar biasa. Penerimaan diri yang harus kalian lakukan adalah menerima dengan senang hati, serta berpikirlah bahwa setiap standar kecantikan yang ada itu bukanlah tembok yang membatasi kita untuk diterima oleh masyarakat luas.

Sebagaimana yang dinyatakan oleh Johnson dan Ferguson (1990), Perempuan perlu belajar untuk menerima ukuran tubuh mereka yang normal untuk melawan citra ideal perempuan langsing, yang dipromosikan oleh media dan kebudayaan kita (Ibrahim, 2011).

Kalian berpikir bahwa, “aku sudah melakukannya!. Aku sudah menyebutkan bahwa aku cantik setiap harinya, standar kecantikan itu tidak ada, atau apapun”. Tetapi, diri kita merasa masih berada dalam naungan insekuritas. Hal yang harus dilakukan adalah menerima diri kita dengan rasa syukur. Tahukah kalian bahwa setiap inci tubuh kita ini sempurna diciptakan oleh Tuhan dengan porsi dan fungsinya masing-masing. Lakukanlah power up dalam diri dengan menonjolkan bakat yang dimiliki.

Walaupun kita sudah mempunyai bakat atau kelebihan lainnya, tetapi kita tidak bisa membuat orang lain menyadari, memperhatikan, atau bahkan menerima kita. Berpikirlah, mengapa harus orang yang lain yang memperhatikan kita? Bukannya harusnya diri kita sendiri?.

Standar kecantikan itu bukanlah hal yang harus kalian raih. Standar kecantikan bukanlah hal yang harus diidam-idamkan. Standar kecantikan bukanlah hal yang menjadi pedoman hidup kita untuk diterima di dunia. Jika orang lain memiliki standar kecantikannya masing-masing, maka kita juga perlu membuat standar kecantikan kita, bukan?. Jadikanlah diri kalian yang sekarang ini menjadi standar kecantikan untuk diri kalian sendiri. Berkembanglah menjadi pribadi yang lebih baik, bukan paras yang cantik.

Standar kecantikan diri sendiri bukanlah hal yang akan berubah. Berbeda dengan standar kecantikan universal. Hal itu akan selalu berubah seiring perkembangan zaman, perkembangan yang tidak akan ada habisnya.

Jadi, ayo kita jadi diri sendiri dan kembangkan diri menuju pribadi yang lebih baik lagi. Awali tahun 2021 ini dengan berbagi kepada sesama, meyakinkan bahwa kalian adalah orang-orang yang diterima dimanapun kalian berada.

Bukan berdasarkan standar-standar yang berserakan di masyarakat. Jangan biarkan standar tersebut memengaruhi kalian untuk berkembang. Sehingga berikanlah diri kalian untuk menikmati hidup di dunia tanpa pengaruh standar yang ada.

Share to

Girls Leadership Academy © 2020