Photo via thelily.com

Malala Yousafzai Menginspirasiku dalam Mencari Mimpi dan Mewujudkannya

Girls Power, Youth Articles

4, March 2021

Malala Yousafzai merupakan salah satu perempuan yang berani untuk bersuara memperjuangkan hak perempuan untuk mendapatkan akses pendidikan yang layak. Malala merupakan seorang aktivis perempuan berasal dari Pakistan.

Dia merupakan sosok yang biasa saja, hingga pasukan teroris Taliban menembaknya di bagian kepala dan menggemparkan dunia atas hal itu pada tahun 2013. Alasan Malala ditembak oleh pasukan Taliban adalah karena Malala sering mengkampanyekan hak-hak perempuan untuk mengakses pendidikan. Malala mendapatkan banyak sorotan sejak kejadian tersebut, dan mengantarkannya sebagai salah satu penerima Penghargaan Nobel Perdamaian termuda di dunia pada tahun 2014.

Malala menginspirasiku untuk terus memiliki tekad agar mampu bercita-cita setinggi langit. Aku percaya kalau mimpi apapun bisa terwujud asalkan kita mau memperjuangkannya. Malala dulu (hingga sekarang) memiliki mimpi agar setiap anak perempuan di dunia mendapatkan akses pendidikan yang layak.

Malala terus berjuang agar mimpinya menjadi nyata, mulai dari terus menyuarakan akses pendidikan yang layak bagi perempuan dan anak-anak, mendapatkan luka tembak oleh pasukan Taliban, melakukan pidato di United Nations, mendapatkan hadiah penghargaan Nobel Perdamaian, hingga sekarang Malala memiliki yayasan sendiri yang fokus kepada pemberian pendidikan yang layak bagi perempuan di seluruh dunia. Yayasan tersebut bernama Malala Fund. Malala Fund juga telah berhasil membantu perempuan-perempuan di Pakistan, Afghanistan, Ethiopia, India, Lebanon, Nigeria, Turki, dan negara-negara lainnya.

Keberanian dan ketangguhan Malala untuk mencapai cita-citanya sangat menginspirasiku untuk meraih mimpi-mimpiku dan terus menjadi versi terbaik dari diriku setiap harinya. Pidato-pidato yang diutarakan oleh Malala juga sangat menyentuh hatiku.

Aku sangat senang melihat pidato Malala, mulai dari dia berpidato untuk United Nations (UN) hingga saat menerima penghargaan Nobel Perdamaian. Aku juga sering kali melihat wawancara yang dilakukan oleh Malala di Youtube. Aku merasa kalau belum bisa berkontribusi apapun untuk lingkunganku hingga aku duduk di bangku kuliah. Sedangkan, Malala sudah menerima hadiah penghargaan nobel ada umur 16 tahun. Hal tersebut menggerakkan hatiku untuk melakukan perubahan kecil, mulai dari melakukan penelitian mengenai pidato Malala. Iya, aku menjadikan pidato dari Malala Yousafzai sebagai objek penelitian skripsiku.

Pemilihan Malala Yousafzai sebagai subjek penelitian dan pidato-pidatonya sebagai objek penelitian sangatlah dekat dengan kehidupanku. Aku sangat semangat untuk mengerjakan skripsi kala itu, karena aku menulis hal yang aku senangi.

Perjalanan menulis skripsi tentang Malala Yousafzai menjadi salah satu awal ketertarikanku mengenai isu kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Aku juga ingin seperti Malala. Aku juga ingin memiliki mimpi atau cita-cita yang besar. Aku juga ingin berusaha dan berjuang untuk mencapai mimpi-mimpiku. Aku mulai memikirkan tentang apa mimpiku. Namun, aku belum bisa langsung menemukan mimpiku ketika aku pertama kali tertarik dengan isu feminisme.

Perjalanan mencari mimpiku diawali oleh ketertarikanku dengan isu feminisme. Aku mulai mencari tahu mengenai feminisme, mengikuti beberapa akun instagram yang menyuarakan isu tersebut, mengikuti webinar yang membahas tentang isu-isu gender, membeli dan membaca berbagai macam buku mengenai feminisme dan isu gender, membaca jurnal mengenai isu gender, melakukan penelitian berkaitan dengan isu gender pada kelanjutkan studiku di bangku magister, menyuarakan pendapatku di media sosial mengenai isu gender, menjadi bagian dari relawan yang fokus pada isu gender, mengikuti program yang berkaitan isu gender, melakukan pembicaraan dengan teman dekat mengenai isu gender, dan lain sebagainya. Aku merasa kalau perjalanan mencari mimpiku belum selesai sampai di situ.

Aku mulai melakukan lintas balik tentang hal-hal apa saja yang sudah aku lakukan selama ini dalam menyuarakan kesetaraan gender dan isu-isu gender. Aku mulai ingat beberapa tahun lalu pernah membantu salah satu teman dalam kasus Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) yang dia alami.

Aku membantu teman tersebut mulai dari melakukan pendampingan psikologi, mencari bukti-bukti yang bisa digunakan di pengadilan, mencari bantuan pendampingan hukum, mengantarkan ke pengadilan untuk pelaporan kasus, melakukan pembicaraan dengan teman mengenai hal yang akan dia lakukan setelahnya, mengecek keadaannya, hingga akhirnya teman tersebut memilih untuk tidak melanjutkan pelaporan kasusnya dan memilih untuk berdamai dengan masa lalunya. Aku sangat hargai keputusan temanku.

Namun, aku hanya saja sangat menyayangkan ketika seorang perempuan meminta bantuan kepada pihak yang berwajib, masih seringkali dipandang sebelah mata. Pihak korban perempuan masih mendapatkan pertanyaan yang tidak seharusnya dilontarkan dan belum memiliki payung hukum yang bisa melindungi korban dari kekerasan bentuk apapun. Kejadian tersebut membuatku berpikir ulang mengenai mimpiku.

Aku memutuskan untuk memiliki mimpi untuk memberdayakan perempuan di sekitarku. Aku ingin teman-temanku lebih peduli terhadap isu gender. Aku ingin mereka mengetahui hak-hak mereka dan tidak segan memperjuangkan hak mereka, jika mereka merasa ada yang merampasnya dari mereka. Aku juga ingin melihat teman-teman perempuan di sekitarku mendapatkan akses informasi mengenai kasus kekerasan yang bisa terjadi terhadap mereka, mengetahui hal-hal yang harus dilakukan, mengetahui dimana harus melapor. Mungkin, mimpi terbesarku adalah melihat perempuan-perempuan sekitarku sudah berdaya dan bisa memimpin teman-teman mereka untuk lebih peduli terhadap isu gender. Jadi, perjuangan untuk mencapai kesetaraan gender bisa terwujud cepat atau lambat, karena semakin banyak perempuan yang mengetahui hak-hak mereka dan memperjuangkannya.

Hal-hal yang bisa aku lakukan untuk mewujudkan mimpiku sepertinya sudah aku sebutkan di beberapa paragraf sebelumnya. Namun, aku belum mengerti sebelumnya bahwa hal-hal yang sudah aku lakukan tersebut bisa membantu mewujudkan mimpi-mimpiku. Saat ini, aku hanya bisa terus melakukan apa yang sedang aku lakukan untuk bisa mencapai mimpi-mimpi yang aku punya. Aku juga harus terus berjuang seperti Malala, karena setiap perjuangan yang dilakukan terus-menerus akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Terima kasih Malala telah menjadi inspirasi terbesar dalam pencarian mimpiku dan mewujudkannya.

Article by: Ika S

Share to

Contact Us

  • 08119450033
  • [email protected]
    • Gedung Menara Duta, Lantai 2.
    • Jl. HR. Rasuna Said, Kav b9, Kuningan, Jakarta Selatan 12910 Indonesia

Girls Leadership Academy © 2020