Photo via medicalnewstoday.com

Mengenal Good Girl Syndrome, Tuntutan Menjadi Anak yang Baik

Youth Articles

16, September 2020

Beberapa orang pasti sudah pernah mendengar salah satu syndrome ini. Namun, pernahkah terpikirkan oleh kalian, jika secara tidak sadar kalian pernah melakukannya?

Sebagai perempuan, sejak kecil kita dituntut oleh orangtua kita untuk menjadi perempuan yang baik-baik seperti: perempuan itu harus bersikap sopan, lemah lembut, rajin, tidak berbuat onar, dan lain sebagainya. Sebagai orangtua pasti menginginkan anak-anaknya agar menjadi seseorang yang dapat diterima di masyarakat kelak. Bahkan, orangtua akan melakukan cara-cara tersebut, agar sang anak dapat berusaha membahagiakan orang lain.

Sebagaimana yang ditulis dalam Psychology Today dan Psycentral, seseorang berusaha untuk memikirkan orang lain dan kesejahteraan mereka disebut sebagai The Good Girl Syndrome. Syndrome ini menyebabkan timbulnya paksaan pada setiap orang untuk menyesuaikan diri, mengakui, dan bermain aman dalam setiap hal. Dampak yang diberikan oleh syndrome ini adalah membuat seseorang terjebak dalam peran tersebut, karena membuat mereka tidak menjadi dirinya sendiri.

Beberapa ciri-ciri seseorang mengalami good girl syndrome menurut Hello Sehat antara lain, takut membuat orang kesal, perfeksionis, cenderung menghindari konflik, sulit untuk menolak, taat pada aturan sampai ke hal yang paling kecil, cemas akan adanya suatu perubahan, dan lain sebagainya.

Dampak negatif pada perempuan yang mengalami good girl syndrome ini adalah seorang perempuan takut untuk bertindak secara tegas, takut mengutarakan pendapatnya, dan merasa dirinya serba salah atau perasaan yang terus-menerus merasa belum cukup baik, karena perbuatan yang dilakukan belum sesuai dengan “standar perempuan ideal”.

Padahal menurut sebuah studi oleh Universitas Stanford melaporkan, bahwa kata sifat yang paling diidamkan untuk menggambarkan wanita adalah welas asih, berhati hangat, ceria, bersuara lembut, dan setia. Namun, di sisi lain, ketika peserta yang sama diminta untuk membuat daftar kata sifat yang diidamkan untuk pria adalah independen, tegas, dan dominan. Simpulannya adalah wanita paling diidamkan ketika bersifat lemah lembut dan untuk pria ketika mereka memiliki sifat kuat.

Dari penelitian ini kita mengetahui, bahwa ketimpangan gender sudah terjadi sejak dini. Bahkan, tindakan orangtua yang menanamkan seorang anak untuk bertindak baik sejak dini juga akan berpengaruh dalam peran dan status sosial mereka di masa depan. Misalnya, seorang perempuan tidak boleh melakukan pekerjaan kasar, karena memiliki fisik yang lemah atau seorang istri tidak boleh membantah keinginan suaminya. Hal-hal ini apabila terus dibiarkan, maka akan terus ada hingga ke generasi-generasi selanjutnya.

Lantas, apakah sebenarnya kita dapat menyembuhkan diri kita dari good girl syndrome walaupun ini sudah terjadi selama bertahun-tahun? Memang good girl syndrome merupakan perkara yang rumit, namun bukan berarti kita terlambat untuk mengatasinya.

Berikut ada beberapa tips dalam mengatasi Good Girl Syndrome :

1. Mengatakan secara gamblang apa yang kamu inginkan

Tanyakan pada diri sendiri, apa yang dikehendaki dan jangan takut untuk mengatakan keinginan kalian kepada orang lain, karena kalian tidak akan mendapatkan apa yang kalian inginkan, jika tidak memintanya. Misalnya, ingin mendapatkan kenaikan gaji di tempat kerjamu, maka ajukanlah pada atasanmu.

2. Belajar untuk mengatakan tidak, apabila tidak dapat benar-benar membantu

Belajar untuk mengatakan tidak bukanlah hal yang salah. Apabila kamu tidak dapat benar-benar membantu temanmu, maka lebih baik katakan tidak. Kemudian berikanlah alasan yang baik, mengapa kamu tidak dapat membantunya.

3. Memiliki keteguhan hati dan mempertahankan prinsip yang dimiliki

Ditengah-tengah proses dalam memahami kehidupan, tentu kita akan bertemu dengan banyak orang yang memiliki latar belakang dan pengalaman yang berbeda-beda. Tak jarang kita akan bertemu dengan orang-orang yang dapat mempengaruhi orang lain melalui opini-opini mereka yang terkadang ngawur. Untuk itu, tetaplah pada pendirianmu dan jangan lupa untuk selalu belajar dan memperbaiki diri.

4. Tidak diam apabila orang lain tidak menghargaimu

Menurut survei yang dilakukan oleh Gerakan Bukti Cinta pada 100 wanita dari berbagai latar belakang, suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) yang berdomisili di DKI Jakarta, sebanyak 72 persen wanita merasa diperlakukan seperti pelacur karena hanya diperlakukan sebutuhnya, bukan seutuhnya oleh pasangannya. Maka, berbicara secara baik-baik bersama teman atau pasanganmu, apabila kamu merasa tidak dihargai adalah salah satu solusi agar mereka mengerti tentang perasaanmu.

5. Berdamai dengan diri sendiri

Berdamai dengan diri sendiri juga berarti menerima kekurangan yang diperbuat. Jadikanlah kekurangan, kekecewaaan, dan kesalahanmu itu adalah bagian dari hidup untuk berproses.

Berperilaku baik, bukanlah hal yang salah. Namun, berperilaku baik bukan berarti kita tak boleh kuat. Berusaha menyenangkan orang lain merupakan tindakan yang baik, namun kita juga perlu memikirkan diri sendiri dan itu bukanlah tindakan yang egois. Jika secara terus-menerus kita memikirkan kebahagiaan orang lain, maka hal itu tidak akan pernah ada habisnya.

Percayalah bahwa kalian adalah orang yang baik. Kalian akan tetap berharga dan selalu berharga. Hanya karena kamu tidak dapat memenuhi ekspektasi orang lain, bukan berarti nilai dirimu berkurang. Apabila orang lain tidak dapat menerimamu, maka itu hal yang wajar yang artinya mereka tidak dapat mengendalikanmu lagi. You deserve to be happy, girls!

Share to

Contact Us

  • 08119450033
  • [email protected]
    • Gedung Menara Duta, Lantai 2.
    • Jl. HR. Rasuna Said, Kav b9, Kuningan, Jakarta Selatan 12910 Indonesia

Girls Leadership Academy © 2020