Perempuan Menaklukan Alam Bukanlah Kemustahilan

Girls Unlimited, Youth Articles

6, August 2021

Aktivitas diluar ruangan identik dengan keberanian dan ketidakpastian. Cuaca tidak menentu, serangan hewan buas dan rute perjalanan yang jauh dari kata mulus. Beradaptasi dengan iklim dan lingkungan kurang mendukung.

Perlu kekuatan fisik dan kesiapan mental untuk dapat berinteraksi dengan alam. Sehingga tidak mengherankan apabila kegiatan di alam selalu dikaitkan dengan kaum pria. Namun zaman telah berubah dan waktu terus berjalan. Semua gender, termasuk perempuan saat ini tidak ragu untuk terjun ke alam liar.

Tingginya puncak gunung hingga dalamnya samudera bukanlah halangan bagi kaum perempuan untuk berprestasi. Ada yang hanya sebatas menyalurkan hobi, menikmati alam hingga menyebarkan perangai serta semangat positif kepada lingkungan. Memutuskan untuk berinteraksi dengan alam memerlukan kekuatan fisik dan kesiapan mental.

Pejuang Lingkungan

Isu penyelamatan lingkungan terus merajalela seiring dengan tingginya pertumbuhan populasi manusia. Semakin meningkatnya pembangunan akan dibarengi dengan pengorbanan akan lingkungan. Mulai dari berkurangnya lahan hingga permasalahan sampah masih menjadi topik hangat. Namun tidak semua orang sadar akan persoalan ekologis dan lebih mementingkan keuntungan ekonomis. Oleh karena itu, peran aktivis-aktivis lingkungan mutlak diperlukan.

Tidak hanya berfungsi sebagai fasilitator ataupun sosialitator. Peran aktivis lingkungan adalah mempengaruhi (influence) khalayak ramai untuk turut aktif dalam menghadapi persoalan lingkungan. Bukan hanya berasal dari kalangan akademisi atau LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), kali ini para artis juga tersadar dengan pentingnya ekosistem. Selain itu, berkat nama baik (personal branding), tidak menutup kemungkinan semakin besar peluang keberhasilan untuk mengajak masyarakat.

Sebut saja ada Nadine Chandrawinata, mantan Putri Indonesia di tahun 2005. Ia mendirikan sebuah komunitas peduli sampah di lautan yang diberi nama Seasoldier. Melalui komunitas ini, ia berharap masyarakat dapat tergerak hatinya dengan isu sampah plastik. Saat ini, Nadine pun masih aktif dalam dunia selam dan mengkampanyekan sampah plastik.

Penyelam Lautan

Bergeser ke wilayah pesisir pantai, dimana lautan menyajikan keindahan. Mulai dari halusnya pasir pantai hingga beraneka ragam biota. Keelokan terumbu karang dan organisme bahari memang mampu membuat siapa saja terpana. Sehingga banyak bermunculan penyelam-penyelam profesional. Ada yang menyelam hanya untuk menikmati pesona flora dan fauna. Ada juga yang bertujuan untuk operasi penyelamatan alam seperti rehabilitasi terumbu karang.

Kegiatan penyelaman memerlukan skill mumpuni dan pengalaman yang memadai. Penyelam harus mampu membiasakan diri dengan arus laut yang deras, suhu air yang dingin dan sebagainya. Sehingga bagi orang-orang yang berkecimpung dalam dunia selam harus memiliki sertifikasi izin menyelam.

Di Indonesia sendiri, ada sebuah organisasi Wanita Selam Indonesia (WASI) yang mewadahi srikandi bawah air. WASI yang diketuai oleh Tri Tito Karnavian mengkampanyekan pentingnya biota laut Indonesia untuk ekonomi dan upaya konservasi. Pada tahun 2019, WASI memecahkan rekor penyelaman terpanjang dengan jumlah 578 penyelam.

Pendaki Puncak Dunia

Beralih ke dingin dan tingginya puncak gunung. Untuk menaklukkan gunung tidaklah mudah. Perlu latihan berkali-kali dan persiapan matang. Pendaki harus terbiasa dengan track jalanan curam, licin dan berkelok-kelok. Selain itu, semakin tingginya daratan maka kadar oksigen semakin menipis. Oleh karena itu, keahlian mengatur napas dan kemungkinan mengalami hipotermia juga bukanlah hal sepele.

Sebagai negara yang dikaruniai ratusan gunung berapi, Indonesia sudah melahirkan para pendaki gunung profesional. Mulai dari gunung-gunung tidak terlalu tinggi hingga puncak Jayawijaya. Gelar gunung tertinggi di dunia diraih oleh Gunung Everest. Banyak orang yang sudah menyaksikan secara langsung keagungan Tuhan dari puncak Gunung Everest, namun banyak pula yang berakhir dengan kehilangan nyawa, akibat cuaca ekstrem atau kurang lihainya pendaki. Clara Sumarwati tercatat sebagai perempuan pertama asal Indonesia yang berhasil mencapai puncak gunung yang berada di perbatasan Nepal dan Tibet ini. Bahkan ia dinyatakan sebagai perempuan pertama dari Asia Tenggara yang menaklukan puncak Everest. Ia berhasil menggapai puncak tertinggi dunia pada 26 September 1996. Pada saat itu, ia menjadi pendaki ke-88 yang berhasil mendaki Gunung Everest.

Perempuan Juga Bisa Karena Terbiasa

Setelah mengetahui berbagai kisah luar biasa petualangan para perempuan penakluk alam. Hal ini menjadi bukti otentik bahwa perempuan juga memiliki kemampuan dan keberanian setara dengan pria. Selain itu, membiasakan diri dengan latihan fisik rutin menjadi penyebab superwoman ini begitu hebat. Baik laki-laki maupun perempuan, tidak akan memiliki kekuatan apabila tidak dilatih.Dengan menyimak kisah-kisah hebat perempuan tersebut. Seharusnya menjadi acuan dan bukanlah hambatan untuk meraih prestasi.

Apabila Anda ingin mengikuti jejak perjuangan mereka, kuncinya adalah pada konsisten. Membiasakan diri untuk melatih fisik, mencoba mendaki gunung ataupun menyelam. Jangan jadikan status gender sebagai rintangan. Jadikan semua cerita hebat sebagai pemantik semangat.

Referensi:

Sulistiarmi, W. 2018. Kisah Clara Sumarwati, pendaki Everest wanita pertama Indonesia. https://www.phinemo.com/pendaki-everest-pertama-indonesia/. Diakses pada 12 Januari 2021 pukul 11:19 WIB.

Share to

Contact Us

  • 08119450033
  • [email protected]
    • Gedung Menara Duta, Lantai 2.
    • Jl. HR. Rasuna Said, Kav b9, Kuningan, Jakarta Selatan 12910 Indonesia

Girls Leadership Academy © 2020