Berdaya dalam Menyikapi Perundungan Siber (Cyberbullying)

Girls Speak Up, Internet & Social Media

15, July 2020

Konsekuensi penggunaan internet adalah melonjaknya ragam perilaku yang dapat merugikan orang lain. Salah satunya adalah perundungan siber (cyberbullying). Perundungan siber adalah segala bentuk perundungan yang terjadi yang dilakukan di dunia virtual.

Persoalan ini tidak bisa disepelekan, data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) di tahun 2018 telah terjadi 209 kasus. Tentu saja, kasus kekerasan pada anak ini bak gunung es dimana kasus-kasus yang tidak terlaporkan bisa lebih banyak lagi jumlahnya.

Lantas, apa yang bisa dilakukan untuk menjadikan diri kita berdaya dalam menyikapi perundungan siber? Telkom Indonesia bekerjasama dengan Yayasan Kita & Buah Hati , Kakatu, dan ICT Watch merangkumnya dalam panduan “Rumus Keren #InternetBaik” pada 2017 yang lalu. Diantaranya:

Percaya diri

Jangan lupa, tidak ada manusia yang sempurna. Jangan biasakan menjadikan orang lain sebagai standar. Termasuk tentang kecantikan, bentuk tubuh, dan lain-lain. Pada banyak orang, penerimaan atas diri sendiri tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Namun, percaya diri dan menerima diri apa adanya bisa jadi salah satu penolong yang menyelamatkan kita dari kejamnya mulut netizen.

Terbuka pada orang yang dipercaya dan bertanggung jawab

Pada sebagian orang, tidak mudah membuka diri dan membagi keluh kesah pada orang lain. Yang paling pertama, carilah orang-orang yang menurutmu bisa dipercaya, setidaknya untuk mendengarmu bercerita.

Kembangkan pengetahuan tentang perundungan di dunia maya

Internet tentu bukan barang statis. Perkembangan demi perkembangan terjadi di dalamnya. Termasuk perkara perundungan siber ini. Terus kembangkan pengetahuan kita tentang perundungan ini. Agar kita bisa tahu, apa yang perlu kita lakukan untuk mencegah perundungan terjadi, atau apa yang dilakukan ketika menjadi korban perundungan, serta yang terpenting adalah apa yang perlu dilakukan agar tidak menjadi pelaku perundungan.

Peka dengan situasi sekitar

Dalam kasus perundungan, ada pelaku, korban, dan juga saksi. Kita bisa jadi menjadi saksi yang melihat kawan-kawan kita mengalami perundungan, atau telah melihat ada perubahan perilaku yang signifikan pada kawan kita yang memiliki terpaan internet yang tinggi. Dalam kondisi semacam ini, jangan sungkan untuk membangun dialog, mendengar cerita kawan, dan tentu bisa membantunya mendapatkan pertolongan professional jika dibutuhkan. Kita bisa jadi penolong.

Mesti tahu batasan

Kita bisa bergaul dan berkenalan dengan siapa saja, tapi jangan lupa bahwa kita tetap perlu mengingat batas. Sebagai contoh, sedekat apapun kita, jangan terlalu mudah membagikan data pribadi.

Akhirnya, kita perlu menyadari bahwa sama saja di dunia nyata, di Internet kita tetap tidak bisa mengontrol pikiran dan tindakan orang. Sesuatu yang dianggap bagus, belum tentu bagus untuk orang lain. Olehnya, kita tetap perlu pandai bersikap di dalamnya.

Kontributor: Adriyani Ayu

Share to

Girls Leadership Academy © 2020